Bantuan Dana Pengembangan dan Pembangunan MI MIFTAHUL AMIN klik di sini

MENUNTUT ILMU: Menghilangkan Kebodohan Diri

2 Desember 2011

menuntut ilmu, menghilangkan kebodohan diri
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Orang yang menuntut ilmu berarti berusaha untuk menghilangkan kebodohan dan ketidaktahuan dirinya, orang yang demikian mendapat pahala dari Allah, apalagi mereka yang menuntut ilmu agama yang berkaitan dengan aqidah dan hukum-hukum Allah. Bila seseorang sudah mengetahui hukum-hukum Allah maka dengan sendirinya ia akan tahu tata cara beribadah, bermuamalah dan bertaqarrub kepada Allah.

Ilmu pengetahuan ibarat nur atau cahaya Illahi yang ditanam di dalam hati orang yang beriman. Cahaya Illahi itu menumbuhkan rasa himmah dalam dada orang yang beriman yang menggetarkan hati. Ilmu harus dapat membentuk diri orang yang berilmu dengan akhlak dan jiwa yang mulia, dapat membentuk anggota masyarakat sesuai dengan tuntunan Illahi dan mampu mengokohkan Islam di tengah-tengah masyarakat. Itulah yang disebut ilmu bermanfaat.

Perintah Menuntut Ilmu

Hukum menuntut ilmu adalah wajib 'ain karena ilmu adalah benteng dalam jiwa manusia untuk mempertahankan diri dan membedakan antara yang haq dan yang batil, antara yang halal dan yang haram. Kewajiban menuntut ilmu tidak hanya ditujukkan kepada anak-anak yang berada pada usia sekolah, tetapi setiap muslim wajib menuntut ilmu dengan tidak memandang usia dan jenis kelamin, apakah masih muda ataukah sudah tua, apakah laki-laki atau perempuan.

Sepanjang hidup, manusia diwajibkan oleh Allah untuk terus-menerus mencari ilmu, seperti yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw. melalui sabdanya: "Carilah ilmu sejak kamu masih dalam buaian ibumu hingga kalian kembali ke liang lahat." Maksudnya adalah sejak dari lahir manusia sudah harus belajar dan belajar, misalnya ketika masih bayi ataupun balita, manusia harus belajar untuk makan, minum, duduk, berdiri, bicara, berjalan, berlari, dan seterusnya sampai ia besar, dewasa, tua atau bahkan lanjut usia sekalipun.

Keutamaan Menuntut Ilmu

Orang yang menuntut ilmu mendapat berbagai keutamaan dan pahala yang besar. Beberapa di antaranya adalah bahwasanya Allah swt. telah menjamin rezekinya sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah saw.: "Orang yang menuntut ilmu itu rezekinya telah dijamin oleh Allah swt."

Orang yang menuntut ilmu mendapatkan pahala setara dengan jihad fi sabilillah, dan para malaikat juga menebarkan sayapnya bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw.: "Barang siapa keluar untuk menuntut ilmu maka ia (sama dengan) berjuang fi sabilillah hingga kembali." (H.R. At-Tirmidzi). Dalam riwayat lain disebutkan: "Sesungguhnya para malaikat menebarkan sayapnya bagi orang yang sedang menuntut ilmu."

Selain itu, orang yang menuntut ilmu akan dimudahkan jalannya ke surga. Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa berjalan di suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan maka Allah akan memudahkan dirinya jalan ke surga." (H.R. Muslim).

Martabat orang yang berilmu juga dijamin oleh Allah pada derajat-derajat tertentu asalkan ilmu yang dimilikinya bermanfaat bagi agama dan manusia. Dalam hal ini Allah swt. berfirman: "Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu serta orang-orang yang berilmu dengan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadallah:11).

Ilmu Yang Bermanfaat

Ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal yang tidak pernah ada habisnya di sisi Allah swt. Ilmu akan menjadi benteng bagi diri orang yang berilmu dari serangan orang-orang yang ingkar dan menjadi lumbung pahala ketika menghadap Allah swt. Rasulullah saw. bersabda: "Apabila anak Adam meninggal dunia maka putuslah semua amalnya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya."

Sebuah ilmu dikatakan sebagai ilmu yang bermanfaat manakala ilmu itu diamalkan. Ilmu yang diamalkan akan membuat jaringan pahala yang terus berjalan selama ilmu tersebut digunakan oleh orang lain. Dengan demikian, ilmu tersebut tidak akan mati dan terus dinikmati oleh orang lain. Orang lain akan merasakan kehadiran ilmu yang mereka gunakan yang memberi arti dalam kehidupan mereka dan berterima kasih kepada orang yang telah mengajarkannya kepada mereka.

Tak ada yang lebih berharga di dunia kecuali ilmu yang bermanfaat. Karena ilmu yang bermanfaat tidak putus pahalanya dan akan terus mengalir meskipun orangnya sudah meninggal dunia. Orang yang sudah meninggal tidak mempunyai kesempatan lagi untuk melakukan ibadah yang dapat memberatkan timbangan amal kebaikannya. Akan tetapi, dengan ilmu yang bermanfaat (selain sedekah jariyah dan anak yang soleh) orang yang sudah meninggal tetap mendapat kiriman pahala dari ilmunya. Dengan begitu secara tidak langsung ilmu tersebut sedikit demi sedikit mengurangi pedihnya siksa neraka.

Niat Dalam Menuntut Ilmu

Dalam menuntut ilmu, yang tidak boleh dilupakan adalah mengatur niat. Jangan sampai dalam menuntut ilmu hanya untuk mencari keduniaan semata. Bila ini yang dicari maka akan mengalami kerugian besar, sebab ilmu yang dimilikinya tidak bisa menyelamatkan dirinya dari api neraka. Hanya keduniaanlah yang diperoleh, itu pun jika berhasil. Jika tidak maka akan mengalami kerugian di dunia sekaligus kerugian di akhirat.

Oleh sebab itu, hendaknya memperhatikan niat dalam menuntut ilmu agar mendapatkan kebahagiaan kehidupan di dunia maupun di akhirat. Adapun niat yang paling baik dalam menuntut ilmu adalah:
  1. Untuk mencari keridhoan Allah semata.
  2. Untuk menghilangkan kebodohan.
  3. Tidak bertujuan untuk menonjolkan diri di hadapan orang lain.
  4. Tidak untuk mencari keduniaan atau kedudukan.
  5. Ilmu yang didapatkan untuk diamalkan.

Jika di dalam hati masih terdapat rasa enggan untuk mengamalkan ilmu yang jelas-jelas merupakan suatu hidayah maka perlu diwaspadi bahwa semangat dalam menuntut ilmu itu hanyalah dorongan nafsu yang terus-menerus mempengaruhi dirinya untuk menuruti bujukan setan agar terjerumus dalam kehancuran. Mereka mengira bahwa usaha dalam menuntut ilmu itulah yang paling baik, padahal ilmu yang dimilikinya tidak diamalkan.

Sungguh celaka bagi mereka yang tidak mau mencari ilmu. Dan sungguh durhaka orang berilmu yang tidak mau mengamalkan ilmunya. Mereka ini akan mendapat siksaan yang amat pedih di sisi Allah. Untuk itu, marilah kita atur kembali dan luruskan niat dalam mencari ilmu. Marilah kita senantiasa mengamalkan ilmu yang telah kita miliki kepada mereka yang belum mengerti. Dengan demikian, kita termasuk orang-orang beruntung yang dapat menggali rahasia diri demi mendapatkan ridho dari Allah swt., Tuhan seru sekalian alam.

Sumber:
RAHASIA DIRI: Menyingkap Berbagai Misteri Amalan Yang Bisa Menjadikan Seseorang Menggapai Derajat Ma'rifat, Karya: Abdurrahman Karim Ath-Thahiriy, hal. 125-132.

Artikel Lainnya:

0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Ucapkan Bismillah Sebelum Berkomentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda.
Jika Anda tidak memiliki site/url, Anda dapat menggunakan:
> Anonymous (tanpa nama)
> Name/URL (ketik nama Anda dan kosongkan URL)
*Anda dapat menggunakan emoticon di atas dengan mengetikkan kode-nya. Misal---> :))