Bantuan Dana Pengembangan dan Pembangunan MI MIFTAHUL AMIN klik di sini

Keutamaan Ikhlas: Pensucian Diri Dari Pamrih

12 Desember 2011

keutamaan ikhlas, pensucian diri, dari pamrih
Ikhlas bisa diartikan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dari ketaatan, maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Allah tanpa sesuatu yang lain atau membersihkan perbuatan dari keinginan untuk diperhatikan orang lain. Amal dan ikhlas itu adalah dua faktor yang tidak boleh dipisahkan antara yang satu dengan yang lain, amal itu laksana tubuh dan ikhlas sebagai ruhnya.

Ikhlas pada dasarnya ialah suci murni dan tidak bercampur dengan pamrih apapun. Menurut syariat, ikhlas ialah mengerjakan ibadah kebajikan karena Allah semata-mata dan mengharap keridhoan-Nya. Dalam Q.S. al-Bayyinah : 5 disebutkan:

وَمَا اُمِرُوْا اِلَّا لِيَعْبُدُ اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوْا الزَّكَاةَ وَذَالِكَ دِيْنُ القَيِّمَةِ

"Dan tidakkah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah, serta mentulus-ikhlaskan agama bagi-Nya sambil cenderung kepada tauhid, dan supaya mereka menegakkan sholat, memberikan zakat, dan itulah agama yang lurus."

Ikhlas memang seharusnya menjadi landasan setiap peribadatan. Tanpa keikhlasan, amal perbuatan yang dilakukan seseorang menjadi sia-sia bahkan bisa mendatangkan dosa. Karena ketidak-ikhlasan hanya berbeda tipis dengan sebuah kesombongan. Tetapi, pada kenyataannya sifat ikhlas ini sangatlah sulit untuk dilakukan. Sudah berapa banyak kita saksikan orang-orang yang beramal tetapi tidak meninggalkan bekas yang baik, dan tidak membawa efek yang positif bagi dirinya dan bagi orang lain, ibarat orang berlayar tiada sampai ke batas, atau ibarat berjalan tidak sampai ke pulau idaman.

Apa sebabnya? Hal itu adalah karena ikhlas tidak menjadi landasan tempat berpijaknya amal, karena ia tidak mau berbuat melainkan untuk mengharap keuntungan dan suatu pamrih yang tak berharga. Mereka beramal hanyalah mengharapkan pujian dan sanjungan. Oleh sebab itu, agar perbuatan atau amal apapun yang kita lakukan tidak berakhir sia-sia, dan bisa membuahkan hasil yang sempurna maka hendaklah keikhlasan menjadi dasar dalam setiap amalan yang kita kerjakan. Hendaklah kita berusaha untuk mensucikan diri kita dari berbagai pamrih duniawi.

Ikhlas Dalam Setiap Perbuatan

Ikhlas merupakan batasan sifat yang paling tinggi dalam hati, dikarenakan orang ikhlas akan selalu mengabdikan dirinya dalam kehidupan di jalan Allah. Alangkah indahnya hidup ini jika kita dapat mengaplikasikan sikap ini dalam kehidupan kita di dunia.

Sayyid Sabiq merumuskan definisi ikhlas sebagai berikut: "Ikhlas adalah menyengaja manusia dengan perkataannya, amalnya, dan jihadnya karena Allah semata-mata dan karena mengharap keridhoan-Nya. Bukan karena mengharap harta, pujian, gelar, kemasyhuran, atau maju-mundurnya. Amalnya terangkat dari kekurangan-kekurangan dan terangkat dari akhlak yang tercela dan dengan demikian ia menemukan kesuksesan."

Orang-orang yang melakukan perbuatan dengan didasari keikhlasan, baik urusan pribadinya, masyarakat, dan agamanya, pasti akan mengundang daya tarik yang hebat, memperoleh kejutan dan dukungan yang berarti, mendapatkan bantuan dan dorongan untuk mencapai cita-citanya. Sementara sebaliknya, orang-orang yang melakukan pekerjaan apapun tidak dengan ikhlas, bahkan setiap pekerjaannya dititikberatkan pada suatu keuntungan yang akan didapatnya dan tidak jelas maka cepat atau lambat aibnya akan terbongkar, pamrihnya akan diketahui dan orang-orang di sekitarnya akan menghindar. Maka segala rencananya berantakan, usahanya terhenti, dan ia menderita kerugian besar, hidup merasa tanpa suatu harapan dan tujuan yang jelas.

Ruh Amal Adalah Ikhlas

Amal ibadah yang kuat tegaknya dan kokoh ikatannya dengan iman ialah yang dilaksanakan oleh hati yang ikhlas. Karena ikhlas adalah ruhnya amal, dan amal itu menunjukkan tegaknya iman. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Daud dan Nasa'i disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal seseorang, kecuali amal dari seseorang yang ikhlas dan mengharap keridhoan-Nya."

Ikhlas beramal menunjukkan bagaimana seorang hamba menyatakan dirinya di hadapan Allah ketika beribadah, dan menghidupkan ikhlas sebagai salsh satu syarat dalam beramal. Dalam al-Quran disebutkan: "Kami tidak menyembah kecuali kepada-Mu, dan kami tidak menyekutukan Engkau dalam ibadah kami."

Pernyataan ibadah yang ikhlas ini menjadi syarat diterimanya ibadah seorang hamba. Ikhlas dalam beramal dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, beramal karena Allah. Tidak ada sandaran amal selain karena Allah. Kedua, beribadah atas kehendak Allah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah kepada kita. Setiap amal perbuatan memang sudah seharusnya didasari dengan adanya keikhlasan, setiap amal perbuatan yang tidak didasari keikhlasan adalah riya, sifat riya akan merusak iman.

Oleh sebab itu, bekerjalah dengan ikhlas agar tercapai semua cita-cita yang mulia. Waspadalah dan janganlah kamu mau untuk menukar perasaan dan ketulusan hatimu dengan harta dan emas, sebab itulah ciri-ciri dari sifat orang-orang munafik, mau menjual agama dan keyakinannya dengan harga yang tidak seberapa nilainya.

Sumber:
Buku: Rahasia Diri (Menyingkap berbagai misteri amalan yang bisa menjadikan seseorang menggapai derajaat ma'rifat), Karya: Abdurrahman Karim Ath-Thahiriy, Hal: 9-14.

Artikel Lainnya:

0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Ucapkan Bismillah Sebelum Berkomentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda.
Jika Anda tidak memiliki site/url, Anda dapat menggunakan:
> Anonymous (tanpa nama)
> Name/URL (ketik nama Anda dan kosongkan URL)
*Anda dapat menggunakan emoticon di atas dengan mengetikkan kode-nya. Misal---> :))